Friday 22nd of November 2024
×

Fakta Fakta Seputar Masjid Istiqlal, Lokasinya Terletak Disini

Fakta Fakta Seputar Masjid Istiqlal, Lokasinya Terletak Disini

--

Fakta Masjid Istiqlal Jakarta

Berikut fakta-fakta Masjid Istiqlal yang harus kamu ketahui sebagai warga Jakarta:

  1. Masjid terbesar di Asia Tenggara

Masjid Istiqlal, yang terletak di Asia Tenggara, adalah masjid terbesar di wilayah ini. Ditempatkan di tanah seluas 9,5 hektar, masjid ini mampu menampung 200.000 jemaah, seperti yang dilansir oleh Kompas.com pada Selasa (28/7/2020).


Dibangun di lokasi yang dahulu dikenal sebagai Taman Wilhelmina (Wilhelmina Park), masjid ini berdekatan dengan Monumen Nasional (Monas), sesuai keinginan Presiden Soekarno, yang juga merupakan presiden pertama Republik Indonesia (RI). Nama Istiqlal berasal dari bahasa Arab yang berarti "merdeka."

  1. Ide pembangunan Masjid Istiqlal

Gagasan untuk membangun Masjid Istiqlal muncul setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Inisiatif ini awalnya diprakarsai oleh Menteri Agama RI pertama, KH. Wahid Hasyim, dan sejumlah ulama lainnya. Pada tahun 1953, KH. Wahid Hasyim bersama H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto, dan Ir. Sofwan, serta dibantu oleh sekitar 200 tokoh Islam yang dipimpin oleh KH. Taufiqorrahman, mengusulkan pendirian yayasan.

Kemudian, pada tanggal 7 Desember 1954, didirikan Yayasan Masjid Istiqlal yang dipimpin oleh H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan gagasan pembangunan masjid nasional ini. Ketika H. Tjokroaminoto memaparkan rencana pembangunan masjid kepada Presiden Soekarno, usulannya mendapat sambutan positif.

Setelah mendapat persetujuan dari presiden, mereka mengadakan sayembara untuk merancang maket Masjid Istiqlal. Soekarno sendiri menjadi ketua dewan juri dalam sayembara ini.

Baca juga: Pasar Seafood Terdekat Dari Sini, Sedia Olahan Laut yang Masih Fresh Seluruh Kota Besar Indonesia

Baca juga: Apakah PNM Mekaar Masuk BI Checking? Buat yang Pengen Pake Jasa Penambah Modal Simak Dulu Nih!

Baca juga: Daftar Lokasi Klinik Gigi Terdekat, Lengkap dengan Jadwal Praktek dan Biayanya

  1. Simbol kerukunan umat beragama

Masjid Istiqlal adalah simbol kerukunan antarumat beragama karena terletak di depan Gereja Katedral, tempat ibadah bagi umat Katolik.

Penentuan lokasi ini diputuskan oleh Presiden Soekarno dengan tujuan menunjukkan harmoni dan kerukunan dalam kehidupan beragama di Indonesia. Meskipun penentuan lokasi ini sempat memicu perdebatan antara Presiden Soekarno dan Wakil Presiden pertama RI, Moh. Hatta.

Soekarno mengusulkan lokasi pembangunan di bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dan Taman Wilhelmina yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral, dan Jalan Veteran.

Sementara itu, Hatta menyarankan agar lokasi pembangunan masjid berada di tengah-tengah, yaitu di Jalan Thamrin yang saat itu dikelilingi oleh kampung-kampung. Ia juga mengkhawatirkan bahwa penghancuran benteng Belanda tersebut akan menghabiskan dana yang besar.

  1. Arsitek non-Muslim

Pada bulan Juli 1955, Friedrich Silaban, yang dipimpin oleh Soekarno sebagai ketua dewan juri, dipilih sebagai arsitek Masjid Istiqlal. Menariknya, Friedrich adalah seorang Kristen Protestan yang ayahnya seorang pendeta.

Friedrich berusaha mendapatkan inspirasi untuk desain masjid dengan melakukan perjalanan ke berbagai tempat di Indonesia dan mengamati beberapa masjid di seluruh dunia. Meskipun begitu, ia menegaskan bahwa rancangan masjid tersebut adalah karya orisinal yang tidak meniru bangunan lain.

Pendekatan utamanya adalah mengikuti prinsip-prinsip arsitektur yang sesuai dengan iklim Indonesia dan sesuai dengan keinginan umat Islam terhadap masjid.

  1. Makna bangunan Masjid Istiqlal

Berdasarkan pemahamannya, Friedrich memasukkan banyak simbol yang terkait dengan Islam dan kemerdekaan Indonesia dalam desain Masjid Istiqlal.

Sebagai contoh, kubah masjid memiliki diameter 45 meter yang menggambarkan tahun kemerdekaan Indonesia, yakni 1945. Selain itu, terdapat ayat kursi yang menghiasi kubah tersebut.

Masjid Istiqlal didukung oleh 12 tiang, sesuai dengan tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal 1961. Selain itu, terdapat empat lantai balkon dan satu lantai dasar. Total kelima lantai tersebut mewakili lima rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, dan jumlah sila dalam Pancasila.

Selanjutnya, terdapat menara setinggi 6.666 sentimeter di sekitar masjid. Angka ini merujuk pada jumlah total ayat dalam Al Quran.

  1. Proses pembangunan memakan waktu 17 tahun

Menurut informasi resmi dari Masjid Istiqlal, pembangunan Masjid Istiqlal memakan waktu hingga 17 tahun. Proses pembangunan sempat terhenti akibat situasi politik yang tidak stabil di Indonesia.

Presiden Soekarno memasang tiang pertama pada 24 Agustus 1961, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara ini disaksikan oleh ribuan umat Islam.

Namun, pembangunan masjid mengalami banyak kendala setelah pemasangan tiang pertama.

Mulai dari perencanaan pada tahun 1950 hingga 1965, proses konstruksi tidak mengalami banyak kemajuan.

Pada saat itu, Indonesia menerapkan demokrasi parlementer, di mana partai-partai politik berkompetisi untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing. Puncaknya, pada tahun 1965, terjadi peristiwa G30S/PKI, yang mengakibatkan pembangunan masjid terhenti sama sekali.

Setelah situasi politik kembali kondusif, pada tahun 1966, Menteri Agama KH. Muhammad Dahlan memulai kembali proses pembangunan masjid ini. KH. Idham Chalid bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.

Setelah tujuh belas tahun berlalu sejak 24 Agustus 1961, akhirnya Masjid Istiqlal selesai dibangun. Pada tanggal 22 Februari 1978, Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto, meresmikan masjid ini.

Sumber:

UPDATE TERBARU