Mengenal Masjid Istiqlal, Peraturan, Alamat, Arsitektur Bangunan Hingga Sejarahnya
--
Di dalam masjid, terdapat ruangan yang luas dengan atap yang menjulang tinggi. Di tengah ruangan tersebut terdapat mimbar dan mihrab yang digunakan untuk memberikan khutbah dan shalat Jumat. Selain itu, masjid ini juga dilengkapi dengan empat menara yang menjulang tinggi di keempat sudut bangunan.
Arsitektur Masjid Istiqlal dirancang oleh Friedrich Silaban. Pencanangan tiang pertama Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961, pada saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang disaksikan oleh ribuan umat Islam.
Namun, proses pembangunan masjid tidak berjalan dengan lancar. Sejak direncanakan pada tahun 1950 hingga 1965, pembangunan Masjid Istiqlal mengalami banyak hambatan karena gejolak politik dan masalah ekonomi. Kendala-kendala tersebut berkisar dari kurangnya dana akibat krisis ekonomi pada tahun 1960-an hingga meletusnya peristiwa G30S pada tahun 1965.
Setelah kondisi menjadi lebih stabil, pada tahun 1966, Menteri Agama KH Muhammad Dahlan memimpin upaya untuk melanjutkan pembangunan masjid ini. Tujuh belas tahun kemudian, pada tanggal 22 Februari 1978, Masjid Istiqlal diresmikan oleh Presiden Soeharto. Peresmian tersebut ditandai dengan pemasangan prasasti di area tangga pintu As-Salam. Biaya pembangunan Masjid Istiqlal mencapai Rp 7 miliar (terutama dari APBN) dan US$ 12 juta.
Baca juga: Apakah DC Lazada Paylater Datang ke Rumah? Cek Disini Untuk Fakta dan Pengalaman Galbaynya
Baca juga: Daftar Tempat Sewa Mobil di Malang Bisa Lepas Kunci, Harga Murah 100 ribu sampai 300 ribu
Baca juga: Pasar Terdekat di Surabaya, Pasar Tradisional Modern Paling Besar dan Lengkap di Surabaya
Sejarah Masjid Istiqlal
Masjid ini menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara dan masjid terbesar keenam di dunia dalam hal kapasitas jamaah. Dibangun untuk memperingati kemerdekaan Indonesia, masjid nasional Indonesia ini dinamakan "Istiqlal," istilah bahasa Arab yang merujuk pada "kemerdekaan."
Dibangun pada tahun 1951 atas gagasan dari presiden pertama Indonesia, Soekarno. Awalnya, rencana pembangunan Masjid Istiqlal telah muncul sejak 1944 dalam pertemuan sejumlah ulama, pemimpin organisasi, dan tokoh Islam yang berkumpul di Pegangsaan Timur, Jakarta.
Pada tahun 1953, KH. Wahid Hasyim, bersama H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto, dan Ir. Sofwan, serta dengan bantuan sekitar 200 tokoh Islam yang dipimpin oleh KH. Taufiqorrahman, mengusulkan pembentukan sebuah yayasan.
Kemudian, pada tanggal 7 Desember 1954, yayasan Masjid Istiqlal didirikan di bawah kepemimpinan H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan gagasan pembangunan masjid nasional tersebut.
Selanjutnya, H. Tjokroaminoto memaparkan rencana pembangunan masjid kepada Presiden Ir. Soekarno. Usulan ini diterima dengan hangat, dan Soekarno mengemukakan kebutuhan untuk memastikan bahwa Masjid Istiqlal bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang, sehingga diperlukan bahan material yang lebih berkualitas. Maka dari itu, Soekarno menyarankan agar Masjid Jami' dibangun dengan kerangka besi, beton, pintu dari perunggu, dan lantai dari batu pualam agar dapat bertahan selama seribu tahun.