5 Posisi Kontrol Kita sebagai Guru pada Disiplin Ilmu di Sekolah, Beserta Contoh Lengkap Penerapannya!
--
BISNIS - Pada ulasan pembahasan dibawah ini kami akan membagikan informasi terkait dengan 5 posisi Kontrol Kita sebagai Guru pada Disiplin Ilmu di Sekolah yang juga bisa menjadi pembelajaran. Langsung saja, simak selengkapnya hanya dibawah ini.
Pada hal penerapan disiplin di sekolah, tampaknya kita perlu merefleksikan apa yang dikatakan Diane Gossen dalam bukunya Restitution - Restructuring Discipline in Schools (1998): hingga saat ini, para guru harus mengkaji ulang dan mempertanyakan kembali cara disiplin yang diterapkan di kelas mereka.
Para siswa dan orang tua yang mempercayakan anak-anak mereka kepada guru tidak menerima cara mereka diperlakukan, yang tercermin dalam perlawanan, kebencian, kemarahan, dan serangan terhadap guru.
Baca juga: Pengertian Segitiga Restitusi Beserta Contoh Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari
Baca juga: Download FR Legends 0.3.4 MOD Menu VIP(Unlimited Money) Terbaru 2024, Semua Item Mobil Terbuka!
Berdasarkan peristiwa tersebut, berikut ini adalah pemaparan mengenai 5 posisi kendali Diane Gossen dalam penerapan disiplin sekolah yang biasa terjadi, dengan harapan pemaparan ini dapat menjadi bahan introspeksi diri yang diikuti dengan perbaikan dalam penerapan disiplin dengan segitiga restitusi.
5 Posisi Kontrol Kita sebagai Guru
Melalui serangkaian penelitian yang didasarkan pada teori kontrol DL dari William Glasser, Diane Gossen menyimpulkan bahwa ada lima posisi kontrol yang umum diterapkan oleh seorang guru, orang tua, atau pengawas dalam mengontrol dan menerapkan kedisiplinan di sekolah.
Kelima posisi kontrol umum tersebut adalah: Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman, Pemantau dan Manajer. Berikut ini adalah pengertian lengkapnya:
1. Hukuman
Pemberi hukuman dapat menggunakan hukuman fisik atau verbal. Orang yang berada di posisi punisher selalu mengatakan bahwa sekolah membutuhkan sistem atau alat untuk memberikan tekanan lebih pada siswa.
Guru yang mengambil posisi sebagai pemberi hukuman akan berkata:
- "Patuhi aturan saya, atau awas!”
- "Kamu selalu saja salah!”
- "Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai”
Guru seperti ini masih percaya bahwa hanya ada satu cara untuk mencapai pembelajaran yang sukses, dan itulah cara mereka.
2. Pembuat Rasa Bersalah
Pada posisi ini, guru umumnya akan memiliki suara yang lebih lembut. Pengajar yang merasa bersalah menggunakan kata-kata yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.
Berikut adalah beberapa contoh kata-kata yang diucapkan dengan suara rendah:
- "lbu sangat kecewa sekali dengan kamu”
- "Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya?”
- "Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini?”
Dalam posisi ini, siswa memiliki pendapat yang rendah tentang dirinya sendiri, merasa tidak berguna dan telah mengecewakan orang-orang yang dekat dengannya.
3. Teman
Guru dalam posisi ini tidak akan menyakiti siswa, tetapi masih akan mencoba mengendalikannya dengan bujukan. Posisi guru sebagai teman dapat bersifat negatif atau positif. Posisi positif berhubungan dengan hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid.