Monday 8th of July 2024
×

VIRAL! Kemunculan Fenomenal Dua Spesies Jangkrik Sekaligus di Tahun 2024: Pertanda Alam atau Ketidakseimbangan Ekosistem?

VIRAL! Kemunculan Fenomenal Dua Spesies Jangkrik Sekaligus di Tahun 2024: Pertanda Alam atau Ketidakseimbangan Ekosistem?

--

BISNIS - Tahun 2024 menjadi saksi kemunculan fenomena alam yang luar biasa di berbagai penjuru dunia. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah kemunculan dua spesies jangkrik secara bersamaan, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam kurun waktu yang lama. Fenomena ini memicu rasa penasaran dan kekhawatiran di antara masyarakat, melahirkan berbagai pertanyaan dan spekulasi.

Di Indonesia, kemunculan dua spesies jangkrik ini teramati di beberapa daerah, seperti Jawa dan Sumatera. Masyarakat di wilayah tersebut dikejutkan dengan suara nyanyian jangkrik yang jauh lebih ramai dan bervariasi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan, apa yang menyebabkan kemunculan dua spesies jangkrik ini secara bersamaan?

Baca juga: Viral Nimas Neraka 10 Tahun Film Diangkat dari Kisah Nyata, Netizen: Adi Pradita Dapat Royalti Gak Ya?

Para ilmuwan masih terus meneliti fenomena ini untuk menemukan jawaban yang pasti. Salah satu teori yang dikemukakan adalah bahwa kemunculan dua spesies jangkrik ini merupakan siklus alami yang terjadi setiap beberapa dekade. Teori lain menyebutkan bahwa hal ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti perubahan iklim atau penggunaan pestisida yang berlebihan.

Pakar jangkrik Universitas Connecticut John Cooley menyebut invasi bersamaan itu sebagai 'jangkrik-geddon'.

Baca juga: Livin' Mandiri Error Hari Ini 30-31 Mei 2024 Tidak Bisa Transfer Mengganggu Nasabah, Ini Penyebab dan Cara Atasi!

"Kita melihat triliunan organisme hidup menakjubkan ini keluar dari Bumi, memanjat pohon, dan ini merupakan pengalaman unik, pemandangan yang patut disaksikan. Ini seperti seluruh spesies asing yang hidup di bawah kaki kita dan kemudian beberapa tahun kemudian muncul untuk menyapa," cetus ahli biofisika Georgia Tech, Saad Bhamla.

Sumber:

UPDATE TERBARU