Mengenang 10 Tahun Tragedi Kapal Sewol Tahun 2014, Ratusan Penumpang Tenggelam Hingga Mundurnya PM Korsel
--
Baca juga: Cara Menonaktifkan Google Dikte di Gboard Android Berbagai Tipe 2024, Easy Banget!
Kapten Kapal Dicaci
Dalam tragedi karamnya Kapal Sewol tanggal 16 April 2014, Kapten Lee Joon-Seok mendapat banyak kecaman dari publik Korea Selatan. Kapten berusia 69 tahun itu dianggap memiliki tanggung jawab besar atas keterlambatan proses evakuasi.
Evakuasi dimulai setelah 30 menit alarm darurat diaktifkan. Lee tertangkap kamera mengenakan jaket pelampung dan diselamatkan dari dek atas kapal, meninggalkan kapal yang karam sambil mengabaikan kepanikan penumpang.
Ketika ditanyakan tentang evakuasi yang terlambat, Lee mengklaim khawatir penumpang akan tersapu jika meninggalkan kapal tanpa kondisi yang memadai.
Namun, fakta menunjukkan bahwa sebagian besar yang selamat adalah mereka yang memutuskan untuk melompat ke laut, sedangkan yang mematuhi perintah untuk tetap di dalam kapal menjadi korban.
Lee juga menyatakan bahwa sebelum kejadian, ia telah memberikan instruksi navigasi kepada awak dan memutuskan untuk beristirahat, yang berakhir dengan kecelakaan fatal yang merenggut nyawa ratusan orang.
Baca juga: Cara Buka Situs Bato.to yang Tidak Bisa Diakses Tanpa VPN, Inilah PENYEBAB & Cara Mengatasinya!
Baca juga: Cara Menonaktifkan Google Dikte di Gboard Android Berbagai Tipe 2024, Easy Banget!
Banyak Jasad Ditemukan Berdesakan
Selama operasi penyelamatan pasca-kecelakaan Kapal Sewol pada 16 April 2014, yang berakhir dengan kapal tersebut terbalik di air, ditemukan situasi yang menantang. Kondisi kapal yang miring membuat kabin-kabinnya terbalik, memaksa penyelam untuk melewati koridor sempit dalam usaha mencari korban.
Penyelam menemukan sekitar 48 jasad terkumpul dalam sebuah ruangan kecil, semua mengenakan jaket penyelamat. Kapten Kim Jin-Hwang dari Angkatan Laut mengungkapkan bahwa ini menunjukkan banyak korban terperangkap saat kapal mulai miring dan tenggelam.
Meski lokasi korban sudah teridentifikasi, proses evakuasi menemui hambatan. Dengan kapal dalam keadaan terbalik dan objek-objek di dalamnya melayang, hal ini menambah kesulitan bagi penyelam untuk mengeluarkan jasad-jasad tersebut.