Mengulas Tragedi Bom Surabaya 6 Tahun Lalu, Aksi Teroris Laknat yang Masih Menyisakan Duka Mendalam!
--
Kejadian pengeboman berantai ini menjadi titik awal untuk serangkaian tindakan teror selanjutnya di Surabaya. Sebuah bom rakitan meledak di Rusunawa Wonocolo yang menewaskan 2 orang (diduga karena bom tersebut meledak secara tidak sengaja).
Keesokan harinya, pada 14 Mei 2018, sebuah serangan bom bunuh diri dilancarkan ke Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Mapolrestabes) Surabaya oleh pelaku yang berkendara motor. Kelompok ini terdiri dari sepasang suami istri dan tiga anaknya, yang nyaris berhasil masuk ke Mapolrestabes. Ketiga pelaku tewas di tempat.
Serangkaian pengeboman ini menjadikan keamanan di Surabaya menjadi perhatian serius. Festival Rujak Uleg di Kembang Jepun dibatalkan, pusat perbelanjaan dan hotel-hotel meningkatkan keamanan, dan kehadiran aparat keamanan, khususnya dari Korps Brimob,
Baca juga: Penyebab Tri Error Hari Ini dan Cara Mengatasinya, Atasi Gangguan Internet Agar Lancar Jaya
Baca juga: Benarkah Red Tree Asia Penipuan? Waspada Hoax! Begini Penjelasan Langsung dari Perusahaan
diperkuat di seluruh kota (terutama di area vital urban). Masyarakat juga diimbau untuk tetap di rumah dan menghindari tempat ramai.
Insiden ini mendapatkan perhatian langsung dari Presiden Joko Widodo dan Kapolri saat itu, Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian, yang segera mengunjungi Surabaya setelah tragedi tersebut. Hingga kini, kejadian tersebut masih menyisakan duka dan luka yang mendalam bagi korban ataupun keluarga.
