Video Pelajar Tingkatan 3 Viral Telegram dan X Twitter, Jadi Incaran Netizen di Negeri Jiran

--
Read more: Kok Malah Diremehin? Link Nonton Anime Mushoku no Eiyuu Episode 4 Subtitle Indonesia
Sekolah tempat siswa tersebut menuntut ilmu dikatakan telah diberitahu tentang insiden tersebut dan sekarang bekerja sama dengan polisi untuk menyelidiki penyebab dan orang yang bertanggung jawab atas penyebaran video tersebut. Seorang guru di sekolah tersebut ketika dihubungi oleh media menjelaskan bahwa sekolah menanggapi insiden ini dengan sangat serius dan telah mengambil langkah-langkah segera untuk memberikan dukungan kepada siswa yang terlibat.
Kami telah menghubungi orang tua siswa dan memastikan bahwa siswa tersebut menerima bantuan psikologis. Ini adalah masalah serius yang dapat berdampak besar pada masa depan siswa. Kami tidak akan tinggal diam, kata guru tersebut.
Polisi juga mengonfirmasi bahwa penyelidikan sedang dilakukan berdasarkan Undang-Undang Komunikasi dan Multimedia tahun 1998 dan Undang-Undang Perlindungan Anak tahun 2001. Kepala Kepolisian Distrik mengatakan dalam pernyataannya bahwa pihaknya sedang mengidentifikasi orang yang bertanggung jawab atas penyebaran video tersebut di media sosial. Kami ingin mengingatkan masyarakat untuk tidak membagikan atau menyimpan rekaman tersebut karena tindakan tersebut juga dapat dihukum, tegasnya.
Di media sosial, netizen umumnya menunjukkan simpati kepada siswa tersebut dan mendesak orang-orang untuk berhenti menyebarkan video tersebut. Banyak yang menekankan pentingnya empati dan kesadaran akan dampak psikologis yang mungkin dialami siswa muda tersebut. Seorang remaja berusia 15 tahun masih belum dewasa. Jika ia terus diserang seperti ini, ia bisa mengalami trauma seumur hidup, tulis seorang pengguna Facebook.
Read more: Kumpulan Qissmoyyy Viral Video Tanpa Sensor, Link Asli No Hoax dan Dijamin Aman Dari Pemblokiran
Namun, tidak semua pandangan netizen berempati. Ada pula yang memilih untuk menyalahkan siswa tersebut sepenuhnya tanpa mempertimbangkan faktor usia dan kedewasaan. Ada yang menulis komentar yang bersifat menghukum, bahkan ada yang mencoba mendapatkan tautan video tersebut hanya untuk menontonnya. Fenomena ini menjadi bahan perdebatan: di satu sisi, ada yang menginginkan keadilan, di sisi lain, ada yang masih menjadikan tragedi orang lain sebagai hiburan.